Profil Sumatera Utara

Riwayat Sumatera Utara

Pada jaman pemerintahan Belanda, Sumatra Utara adalah satu pemerintahan yang bernama Gouvernement van Sumatra dengan daerah mencakup semua pulau Sumatra, di pimpin oleh seseorang Gubernur yang berkedudukan di kota Medan.

Sesudah kemerdekaan, dalam sidang pertama Komite Nasional Wilayah (KND), Propinsi Sumatra lalu dibagi jadi tiga sub propinsi yakni: Sumatra Utara, Sumatra Tengah, serta Sumatra Selatan. Propinsi Sumatra Utara sendiri adalah penyatuan dari tiga wilayah administratif yang dimaksud keresidenan yakni: Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatra Timur, serta Keresidenan Tapanuli.

Dengan diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia (R.I.) No. 10 Tahun 1948 pada tanggal 15 April 1948, diputuskan jika Sumatra dibagi jadi tiga propinsi yang semasing memiliki hak mengendalikan serta mengatur rumah tangganya sendiri yakni: Propinsi Sumatra Utara, Propinsi Sumatra Tengah, serta Propinsi Sumatra Selatan. Tanggal 15 April 1948 seterusnya diputuskan jadi hari jadi Propinsi Sumatra Utara.

Pada awal tahun 1949, dikerjakan kembali reorganisasi pemerintahan di Sumatra. Dengan Ketetapan Pemerintah Darurat R.I. Nomer 22/Pem/PDRI pada tanggal 17 Mei 1949, jabatan Gubernur Sumatra Utara ditiadakan. Seterusnya dengan Ketentuan Pemerintah Darurat R.I. pada tanggal 17 Desember 1949, dibuat Propinsi Aceh serta Propinsi Tapanuli/Sumatra Timur.

Lalu, dengan Ketentuan Pemerintah Alternatif Undang-Undang No. 5 Tahun 1950 pada tanggal 14 Agustus 1950, ketentuan itu dicabut serta dibuat kembali Propinsi Sumatra Utara. Lihat : Peta Riau

Dengan Undang-Undang R.I. No. 24 Tahun 1956 yang diundangkan pada tanggal 7 Desember 1956, dibuat Wilayah Otonom Propinsi Aceh, hingga daerah Propinsi Sumatra Utara sebahagian jadi daerah Propinsi Aceh. 

Baca juga: Profil Sumatera Barat

Geografi Sumatera Utara

Propinsi Sumatra Utara terdapat pada 1° - 4° Lintang Utara serta 98° - 100° Bujur Timur, Luas daratan Propinsi Sumatra Utara 72.981,23 km².

Sumatra Utara pada intinya bisa dibagi atas:

  • Pesisir Timur
  • Pegunungan Bukit Barisan
  • Pesisir Barat
  • Kepulauan Nias

Pesisir timur adalah daerah di propinsi yang paling cepat perubahannya sebab kriteria infrastruktur yang relatif lebih komplet dibanding daerah yang lain. Daerah pesisir timur adalah daerah yang relatif padat konsentrasi penduduknya dibanding daerah yang lain. Pada saat kolonial Hindia Belanda, daerah ini termasuk juga residentie Sumatra's Oostkust bersama dengan propinsi Riau.

Baca juga: Profil Sumatera Selatan

Di daerah tengah propinsi berjajar Pegunungan Bukit Barisan. Di pegunungan ini ada banyak daerah sebagai kantong-kantong konsentrasi masyarakat. Wilayah di seputar Danau Toba serta Pulau Samosir, adalah wilayah padat masyarakat yang gantungkan hidupnya pada danau ini.

Pesisir barat adalah daerah yang cukup sempit, dengan formasi masyarakat yang terbagi dalam warga Batak, Minangkabau, serta Aceh. Tetapi dengan kultur serta etnolinguistik, daerah ini masuk ke budaya serta Bahasa Minangkabau. Lihat: Peta Bengkulu

Masyarakat Sumatera Utara

Sumatra Utara adalah propinsi ke empat paling besar jumlahnya penduduknya di Indonesia sesudah Jawa Barat, Jawa Timur, serta Jawa Tengah. Menurut hasil pencacahan komplet Sensus Masyarakat (SP) 1990, masyarakat Sumatra Utara sejumlah 10,81 juta jiwa, serta pada tahun 2010 jumlahnya masyarakat Sumatra Utara sudah bertambah jadi 12,98 juta jiwa.

Baca juga: Profil Riau

Kepadatan masyarakat Sumatra Utara pada tahun 1990 ialah 143 jiwa per km² serta pada tahun 2010 bertambah jadi 178 jiwa per km². Dengan Pergerakan Perkembangan Masyarakat dari tahun 2000-2010 sebesar 1,10 %. Sensus masyarakat tahun 2015, masyarakat Sumatra Utara makin bertambah jadi 13.937.797 jiwa, dengan kepadatan masyarakat 191 jiwa/km². Lihat: Peta Jambi

Kandungan Keterlibatan Angkatan Kerja (TPAK) Sumatra Utara tiap tahunnya tidak masih. Pada tahun 2000 TPAK di wilayah ini sebesar 57,34 %, tahun 2001 naik jadi 57,70 %, tahun 2002 naik jadi 69,45 %.

Sumber referensi: https://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra_Utara